Selasa, 20 Maret 2018

Blogger Pintar: Paham Nilai-Nilai Pancasila

Blogger Pintar: Paham Nilai-Nilai Pancasila
Oleh: Yollanda

Blogger pintar, paham nilai-nilai Pancasila. Itu jargon yang tepat  untuk kegiatan yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Banten menyelenggarakan acara Flash Blogging: Implementasi Nilai-NIlai Pancasila dalam Bermedia Sosial. Acara ini sangat tepat dilaksnakan di tengah-tengah zaman yang serba digital ini. Kemana pun pergi, orang-rang sekarang tidak akan lepas dari gadget. Pada umumnya, gadget digunakan untuk bermedia sosial, baik instagram, facebook, twitter, path, dan juga blog. Penggemar eksistensi diri atau narsis bahasa kekiniannya yang sering digunakan anak zaman now, pasti punya media sosial. Tetapi, digunakan untuk sesuatu apakah media sosial itu? Maka wawasan tentang Pancasila penting untuk diketahui.
Dihadirkan 2 pembicara yang ekspert di bidang blog dan Pancasila, yaitu Banyu Murti dan Diasma. Sandi Swandaru, S.Sos., M.H. Banyu Murti merupakan ekspert di bidang blog. Ia menuliskan ketertarikannya terhadap makanan dan travelling, maka ia sukses menjadi travel dan food blogger. Bahkan, karena ketekunannya menulis blog, blognya pernah masuk dalam nomor satu pada halaman pencarian di google. Suatu prestasi yang luar biasa. Pesannya, tulislah sesuatu yang membuat orang lain ingin tahu informasi apa yang bsa didapatkan dari membaca blog kita. Pengalaman biasa yang kita rasakan biasa, mungkin saja sangat berguna bagi orang lain. Jadi, buatlah personal branding yang oke. Lalu terapkan prinsip listen, consistant, focus, dan unique dalam mengisi blog.
Pembicara yang kedua adalah Diasma. Audiece memanggilnya manusia Pancasila. Mendengar tutur kata dan setiap kalimat yang ia lontarkan, selalu bernapaskan nilai-nilai Pancasila. Tidak salah memang, ketika ia menekuni dunia “Dakwah Pancasila”. Ia dengan sukarela menebar nilai-nilai Pancasila. Bermodalkan passion-nya menjiwai Pancasila, ia mengaplikasikan teori-teori kewarganegaraan dalam sikap dan kehidupannya. Lulusan Fisipol Universitas Gadjah Mada ini kini bekerja pada Unit Kerja Presiden bidang Pancasila.
Hendaknya kegiatan ini rutin dilakukan. Mengingat zaman kini, bermedia sosial tidak lepas dari napas-napas kehidupan. Agar pengguna sosial media bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, serta dapat menyelamatkan diri dari jeratan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).


Minggu, 18 Maret 2018


Sakura di Akhir Tahun
Yollanda



Ranting-ranting kecil berbunga

Menawan merona mengusik

Berlarian cinta mencari

Pucuk-pucuk sakura

Suhu 3 derajat celcius

Barisan pohon meranggas

Kala mantel dan syal masih kupakai

Disela-sela hiruk pikuk Kota Tokyo

Kutemukan oase di Ueno Park

Tiada yang lebih romantis

Kecuali menemukan



Sakura di akhir tahun




















Diskusi Calon Film: 30 Tahun Balada Si Roy Siap Beralih ke Film

Serang, 11 Maret 2018. Judul yang membuat mata ini antusias untuk membacanya. Ada apa dengan 30 tahun itu? Baik, novel BSR memang dibuat 30 tahun yang lalu oleh Gol A Gong. Kini, setelah 30 tahun lahirnya novel tersebut, sutradara Fajar Nugros yang telah menyutradarai film Jakarta Undercover, Yowis Ben, dan Terbang ini, berniat mengangkat BSR yang legendaris ini ke layar lebar.
Beberapa reviewer penggemar BSR dihadirkan yaitu Aldi Perdana, Hasan Aspahani, dan Daniel Mahendra. Mereka memberikan pengalaman yang melatarbelakanginya membaca BSR. Ternyata BSR mampu mengubah mind set pembacanya.
(Doc.Yollanda/ Produser, sutradara, serta  BSR expert) 

Dalam pertemuan di auditorium Surosowan Rumah Dunia Serang, Fajar Nugros dan Susanti Dewi selaku produser Demi Istri Production, mendengarkan masukan-masukan dari pembaca BSR dari seluruh Indonesia. Penggemar BSR hadir dari berbagai daerah. Ada yang dari Pulau Jawa, Pulau Sumatera, bahkan Pulau Kalimantan. Antusiasme yang luar biasa terhadap BSR. Penggemar BSR berharap kepada sutradara dan produser agar BSR menjadi film yang berkesan. Bahkan, penggemar BSR dari Kalimantan ini berniat membuat Roy Cyber Army sebagai sarana promosi film BSR di media sosial.
Pada acara diskusi itu, ada seorang penggemar BSR yang berasal dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, dengan berani ia mengajukan diri kepada sang sutradara untuk menjadi pemain dalam film BSR. Tak tanggung-tanggung ia sudah menyiapkan portofolio dirinya dalam map cokelat yang ia serahkan kepada sutradara dan produser dalam kesempatan itu. Fajar Nugros sebagai sutradara mengapresiasi keberanian mahasiswa berumur 20 tahun tersebut. “Ada kesempatan, sikaatt” katanya.
Pada sesi tanya jawab, pengarang BSR Gol A Gong memberikan satu pertanyaan, jawaban yang paling mendekati harapan akan mendapat paket trip ke Singapura. Audience yang hadir berlomba-lomba memberikan jawabannya masing-masing. Kemudian dipilih 2 jawaban yang paling mendekati harapan pengarang BSR ini. Dan 2 orang tersebut berhak atas paket trip plesiran ke Singapura.
Sayembara lainnya hadir dari produser Demi Istri Production. Hadiahnya adalah mengikuti syuting petualangan BSR. Namun, jenis sayembaranya masih dirahasiakan. Akan ia munculkan di akun media sosial Demi Istri Production. (yollanda, red)

Blogger Pintar: Paham Nilai-Nilai Pancasila

Blogger Pintar: Paham Nilai-Nilai Pancasila Oleh: Yollanda Blogger pintar, paham nilai-nilai Pancasila. Itu jargon yang te...