Selasa, 12 Desember 2017

Melipir Jogja, dari Raminten ke De Mata


Melipir Jogja




Candi Borobudur merupakan bukti sejarah bahwa Indonesia pernah berjaya pada masa dinasti Syailendra. Dinobatkan sebagai Word Heritage oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membidangi budaya, UNESCO, candi Borobudur semakin kokoh memperlihatkan daya tarik di mata para pelancong. Bergeser sedikit dari candi Borobudur yang berlokasi di desa Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mari kita mampir ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berhubung lokasinya berdekatan, sambil menyelam minum air enak donk, sekali dayung dua atau tiga pulau terlampaui. 

Kesultanan Ngayogyakarta, atau lebih simple kawula muda zaman now menyebutnya Jogja, rasanya tidak akan habis bercerita tentang kota gudeg yang satu ini, dari romantikanya, suasananya, keramahannya, kulinernya, serta objek wisatanya baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata yang sengaja diciptakan untuk menarik minat wisatawan. Sebenanya bukan sekali dua kali saya mengunjungi kota berjuta cerita ini, namun sepertinya tidak akan pernah cukup mengulas cerita yang menyimpan memori indah kenangan kita dulu, apasih ini J
Sebelum saya jalan-jalan, saya menikmati minuman hangat dulu sebagai welcoming drink dari hotel tempat saya menginap. Saya request wedang secang. Sungguh lega tenggorokkan dan badan saya setelah menyeruput wedang secang. Hangat sampai ke badan. Komposisinya terdiri atas kayu secang, daun dan batang cengkeh, jahe yang digeprek, daun pala, dan gula batu. Aroma dan rasa khas rempah-rempahnya enak sekali. Saya sampai ketagihan untuk membelinya buat oleh-oleh.

Wedang Secang (Dok.pribadi Yollanda)

Jalan Malioboro (Dok.pribadi Yollanda)
Badan sudah hangat, saya jadi lebih bersemangat jalan kaki untuk menikmati malam sepanjang jalan yang fenomenal. Nama jalan yang fenomenal itu adalah Jalan Malioboro, yang tiang plang namanya saja sudah nge hits, orang rela antre untuk bergantian foto di tiang yang bertuliskan Jl. Malioboro.
Selain keberadaan sang tiang yang hitsnya laksana magnet itu, sepanjang Jalan Malioboro dipenuhi dengan berbagai pakaian batik, pernak-pernik, serta berbagai macam oleh-oleh khas Jogja. Siapkan budget untuk ngeborong oleh-oleh ya guys. Jadi, kalau ada wisatawan ke Jogja, tidak lengkap kalau tidak mengunjungi Jalan Malioboro. Ibarat kata, kalau kita main ke kota kembang Bandung, ngga lengkap kalau ngga jalan di Jalan Braga. Sepanjang jalannya itu punya spot yang oke punya. Kurang lebih seperti itu perumpamaannya, entah itu perbandingan yang apple to apple atau ngga, mudah-mudahan sih iya, hahaha.
Berhubung saya menginap di hotel sekitar Jalan Malioboro, jadi beberapa malam saya bisa hunting apa-apa yang mau saya dapatkan, dasar naluri perempuan ya sukanya belanja, tapi ngga apa-apa deh kan buat oleh-oleh orang tersayang. Di sini kita bisa tawar-menawar harga, asal logis aja. Kita bisa mendapatkan harga terbaik dari hasil penawaran kita. Kalau ngga ditawar, ya aslinya no problem sih, cuma lumayan sisa budget bisa beli oleh-oleh lagi kan, hehehe. Yoo ngaku siapa yang suka belanja pake nawar? Saya juga termasuk (senyum sinis) hahaha.

Patung Nyonya Raminten (Dok.pribadi Yollanda)
Dari Jalan Malioboro, kita melipir dulu ke House of Raminten. Yapp, ini adalah tempat makan yang cozzy. Suasananya penuh dengan pernak-pernik etnik, aroma dupa juga tercium harum. Kereta kuda kencana diparkir rapi di depan. Mini distro oleh-oleh Jogja juga tersedia di House of Raminten. Patung nyonya Raminten sebagai ikonnya pun hadir sebagai pemanis dekorasi. Taklupa alunan musik bernuansa Jawa mengiringi santapan sedap kala itu. Satu lagi yang membuat saya bergumam “wow” adalah penampilan sang waitress-nya yang menggunakan kemben sebagai kostum seragam di House of Raminten. Totalitas sekali yaa. 

Pengunjung yang ingin menyantap santapan yang kental dengan gudeg ini (kalau lagi full) harus rela antre dan masuk dalam waiting list, kursi-kursi untuk waiting list pun disediakan dengan jumlah yang lumayan banyak. 

Saya memesan menu paket gudeg yang isinya nasi, gudeg, kulit kerecek, tempe oreg, telur bulat, ayam bacem, serta bumbunya yang ditaburkan di atasnya, sedaaap cin hehe, ditambah minuman hangat lemon sereh yang disajikan di botol unik, lengkap sudah kedatangan saya ke bengkel perut ini di waktu gerimis-gerimis manis, hahaha.




Mari kita melipir lagi ke Jalan Veteran Yogyakarta, kita berkunjung ke XT Square. Di dalam XT Square ini ada banyak venue spot foto yang unik. Semuanya ada 4 jenis. Yaitu De MATA 1, De MATA 2, De ARCA, dan D’WALIK. Setiap kategorinya punya tiket masuk berbeda, tapi ada juga tiket terusan. Misal mau masuk ke D’WALIK saja, nah beli tiket masuknya khusus D’WALIK saja. Kalau mau merasakan keunikan visual dari semuanya, saran saya belilah tiket terusan karena hitungannya menjadi lebih murah. Pada kesempatan itu, saya memilih membeli tiket terusan.


De MATA 1 berisi rekayasa visual bergambar tiga dimensi. De MATA 2 mirip seperti De MATA 1 namun lebih variatif dengan empat dimensi. De Arca berisi replika patung-patung tokoh nasional dan internasional. D’WALIK berisi interior ruangan yang dipasang terbalik, jika kita berfoto di D’WALIK, kita seolah-olah menapak di atap, padahal itu semua rekayasa hehehe. Tunggu apalagi? Dijamin ngga nyesel, hehehe.

Berikut saya tampilkan hasil jepret-jepret di De MATA 1. Ini ngga semua foto lho, karena banyak banget, hehehe.



 


De ARCA
Michael Jackson (Dok.pribadi Yollanda)
Albert Einsten (Dok.pribadi Yollanda)
Habibie-Ainun (Dok.pribadi Yollanda)
 
Ibu Kartini (Dok.pribadi Yollanda)





Lady Diana dan Margaret Thatcher (Dok.pribadi Yollanda)

Ir.Soekarno (Dok.pribadi Yollanda)
SBY (Dok.pribadi Yollanda)
Joko Widodo (Dok.pribadi Yollanda)

 















De WALIK
 

 
Jogja punya banyak tempat yang kece, tapi apalah daya, karena keterbatasan kesempatan, jadi waktu itu saya mengunjungi yang kira-kira memungkinkan. Karena bulan Desember juga musim hujan, jadi jatuhlah pilihan berwisata ke De Mata yang berkonsep indoor. Kali itu saya ke Jogja dalam rangka studi banding ke Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), jadi belajar sambil melipir sedikit ngga apa-apa kan? Hehehe. 

Apakah kamu sudah siap merasakan dunia terbalik? Atau berselfie dengan tokoh idola? Lalu setelahnya makan gudeg di Raminten? Dan ke surga belanja di Malioboro? Jika kamu ingin semua, Jogja tepat menjadi pilihan liburanmu. Selamat liburan akhir tahun.

6 komentar:

  1. Waah menarik ini, jd pengen ke Jokja lagi

    BalasHapus
  2. Berapa kalii ke jogja, aku mah gk pernah berhasil melipir ke miseum dmata. Hahaha. Terlaluuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. bikin itinerary yang ada de matanya teh hehe

      Hapus

Blogger Pintar: Paham Nilai-Nilai Pancasila

Blogger Pintar: Paham Nilai-Nilai Pancasila Oleh: Yollanda Blogger pintar, paham nilai-nilai Pancasila. Itu jargon yang te...