Melipir Jogja
Candi Borobudur merupakan bukti sejarah bahwa Indonesia
pernah berjaya pada masa dinasti Syailendra. Dinobatkan sebagai Word Heritage oleh Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang membidangi budaya, UNESCO, candi Borobudur semakin kokoh
memperlihatkan daya tarik di mata para pelancong. Bergeser sedikit dari candi
Borobudur yang berlokasi di desa Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mari
kita mampir ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berhubung lokasinya
berdekatan, sambil menyelam minum air enak donk, sekali dayung dua atau tiga
pulau terlampaui.
Kesultanan Ngayogyakarta, atau lebih simple kawula muda zaman now
menyebutnya Jogja, rasanya tidak akan habis bercerita tentang kota gudeg yang
satu ini, dari romantikanya, suasananya, keramahannya, kulinernya, serta objek
wisatanya baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata yang sengaja diciptakan
untuk menarik minat wisatawan. Sebenanya bukan sekali dua kali saya mengunjungi
kota berjuta cerita ini, namun sepertinya tidak akan pernah cukup mengulas
cerita yang menyimpan memori indah kenangan kita dulu, apasih ini J
Sebelum saya jalan-jalan, saya menikmati minuman hangat dulu
sebagai welcoming drink dari hotel
tempat saya menginap. Saya request wedang secang. Sungguh lega tenggorokkan dan
badan saya setelah menyeruput wedang secang. Hangat sampai ke badan. Komposisinya terdiri atas kayu secang, daun dan batang cengkeh, jahe yang digeprek, daun pala, dan gula batu. Aroma dan
rasa khas rempah-rempahnya enak sekali. Saya sampai ketagihan untuk membelinya
buat oleh-oleh.
Wedang Secang (Dok.pribadi Yollanda) |
Jalan Malioboro (Dok.pribadi Yollanda) |
Badan sudah hangat, saya jadi lebih bersemangat jalan kaki
untuk menikmati malam sepanjang jalan yang fenomenal. Nama jalan yang fenomenal
itu adalah Jalan Malioboro, yang tiang plang namanya saja sudah nge hits, orang
rela antre untuk bergantian foto di tiang yang bertuliskan Jl. Malioboro.
Selain keberadaan sang tiang yang hitsnya laksana magnet itu,
sepanjang Jalan Malioboro dipenuhi dengan berbagai pakaian batik, pernak-pernik,
serta berbagai macam oleh-oleh khas Jogja. Siapkan budget untuk ngeborong oleh-oleh ya guys. Jadi, kalau ada wisatawan
ke Jogja, tidak lengkap kalau tidak mengunjungi Jalan Malioboro. Ibarat kata,
kalau kita main ke kota kembang Bandung, ngga lengkap kalau ngga jalan di Jalan
Braga. Sepanjang jalannya itu punya spot
yang oke punya. Kurang lebih seperti itu perumpamaannya, entah itu perbandingan
yang apple to apple atau ngga, mudah-mudahan sih iya, hahaha.
Berhubung saya menginap di hotel sekitar Jalan Malioboro,
jadi beberapa malam saya bisa hunting
apa-apa yang mau saya dapatkan, dasar naluri perempuan ya sukanya belanja, tapi
ngga apa-apa deh kan buat oleh-oleh orang tersayang. Di sini kita bisa tawar-menawar
harga, asal logis aja. Kita bisa mendapatkan harga terbaik dari hasil penawaran
kita. Kalau ngga ditawar, ya aslinya no
problem sih, cuma lumayan sisa budget
bisa beli oleh-oleh lagi kan, hehehe. Yoo ngaku siapa yang suka belanja pake nawar? Saya juga
termasuk (senyum sinis) hahaha.
Patung Nyonya Raminten (Dok.pribadi Yollanda) |
Dari Jalan Malioboro, kita melipir dulu ke House of Raminten.
Yapp, ini adalah tempat makan yang cozzy. Suasananya penuh dengan pernak-pernik
etnik, aroma dupa juga tercium harum. Kereta kuda kencana diparkir rapi di depan.
Mini distro oleh-oleh Jogja juga tersedia di House of Raminten. Patung nyonya
Raminten sebagai ikonnya pun hadir sebagai pemanis dekorasi. Taklupa alunan
musik bernuansa Jawa mengiringi santapan sedap kala itu. Satu lagi yang membuat
saya bergumam “wow” adalah penampilan sang waitress-nya
yang menggunakan kemben sebagai kostum seragam di House of Raminten. Totalitas
sekali yaa.
Pengunjung yang ingin menyantap santapan yang kental dengan
gudeg ini (kalau lagi full) harus
rela antre dan masuk dalam waiting list,
kursi-kursi untuk waiting list pun
disediakan dengan jumlah yang lumayan banyak.
Saya memesan menu paket gudeg yang isinya nasi, gudeg, kulit
kerecek, tempe oreg, telur bulat, ayam bacem, serta bumbunya yang ditaburkan di
atasnya, sedaaap cin hehe, ditambah minuman hangat lemon sereh yang disajikan di botol
unik, lengkap sudah kedatangan saya ke bengkel perut ini di waktu
gerimis-gerimis manis, hahaha.
Mari kita melipir lagi ke Jalan Veteran Yogyakarta, kita berkunjung
ke XT Square. Di dalam XT Square ini ada banyak venue spot foto yang unik.
Semuanya ada 4 jenis. Yaitu De MATA 1, De MATA 2, De ARCA, dan D’WALIK. Setiap
kategorinya punya tiket masuk berbeda, tapi ada juga tiket terusan. Misal mau
masuk ke D’WALIK saja, nah beli tiket masuknya khusus D’WALIK saja. Kalau mau
merasakan keunikan visual dari semuanya, saran saya belilah tiket terusan
karena hitungannya menjadi lebih murah. Pada kesempatan itu, saya memilih
membeli tiket terusan.
De MATA 1 berisi rekayasa visual bergambar tiga dimensi. De
MATA 2 mirip seperti De MATA 1 namun lebih variatif dengan empat dimensi. De Arca berisi replika
patung-patung tokoh nasional dan internasional. D’WALIK berisi interior ruangan
yang dipasang terbalik, jika kita berfoto di D’WALIK, kita seolah-olah menapak
di atap, padahal itu semua rekayasa hehehe. Tunggu apalagi? Dijamin ngga nyesel, hehehe.
Berikut saya tampilkan hasil jepret-jepret di De MATA 1. Ini ngga semua foto lho, karena banyak banget, hehehe.
De ARCA
Michael Jackson (Dok.pribadi Yollanda) |
Albert Einsten (Dok.pribadi Yollanda) |
Habibie-Ainun (Dok.pribadi Yollanda) |
Lady Diana dan Margaret Thatcher (Dok.pribadi Yollanda) |
Ir.Soekarno (Dok.pribadi Yollanda) |
SBY (Dok.pribadi Yollanda) |
Joko Widodo (Dok.pribadi Yollanda) |
De WALIK
Jogja punya banyak tempat yang kece, tapi apalah daya, karena
keterbatasan kesempatan, jadi waktu itu saya mengunjungi yang kira-kira
memungkinkan. Karena bulan Desember juga musim hujan, jadi jatuhlah pilihan
berwisata ke De Mata yang berkonsep indoor.
Kali itu saya ke Jogja dalam rangka studi banding ke Pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY), jadi belajar sambil melipir sedikit ngga apa-apa kan?
Hehehe.
Apakah kamu sudah siap merasakan dunia terbalik? Atau
berselfie dengan tokoh idola? Lalu setelahnya makan gudeg di Raminten? Dan ke
surga belanja di Malioboro? Jika kamu ingin semua, Jogja tepat menjadi pilihan
liburanmu. Selamat liburan akhir tahun.
Haaa kangen jogjaaa 😩
BalasHapuscuss berangkat lagi neng, hehe
HapusWaah menarik ini, jd pengen ke Jokja lagi
BalasHapussiapp berangkaatt hehee
HapusBerapa kalii ke jogja, aku mah gk pernah berhasil melipir ke miseum dmata. Hahaha. Terlaluuu
BalasHapusbikin itinerary yang ada de matanya teh hehe
Hapus